Rabu, 14 Juni 2017

Jawaban Soal UAS Ekonomi Moneter



Tugas Individu                                                                      Dosen Pembimbing
            Ekonomi Moneter                                                                 Salmiah, S.Pd.,M.Pd.E
           
JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

Disusun oleh:
Ayu Ningsih
11416203484
6 D Manajemen

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2017

JAWAB:
1.      Deman pull inflation yaitu bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi meningkatkan permintaan terhadap produksi menyebabkan harga barang meningkat. Jadi  inflasi terjadi karena kenaikan  dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan  dalam situasi full employment. Inflansi yang ditimbulkan oleh permintaan total  yang berlebihan  sehingga terjadi perubabahan pada tingkat harga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeNuGXm6w4cUNgJ4t583bDqQwdDrxbbijUau0VyclDRpD-uQX_iECSV2YAG_We1_7nLs9vFRZHdBSHk8lhFjfhydtbTNVKQ8L0E_QMo7DfG_F6D8FTJkhWVC3CUEU-cdjW-dfb728oknd/s320/demand+pull+inflation.png
Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

Cost push inflaton yaitu inflansi yang terjadi  akibat meningkatnya  biaya produksi (input) sehingga mengakibatkn harga produk-produk (output) yang dihasilkan juga ikut naik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIG92LCghlV5dT_wjVIInvFqRzS-qZ9OskG8qgSvbsZ6QEafEU2p6sXMIeBQZXFllfi5enS60XNECSpWKRS3MiIa12Sc8s4YCTopTkwEqrEAnJzbti-zvf4MogewpWGB3ESOSxEvKHBTja/s320/cost+push+inflation.png
Keterangan gambar :
P          = harga                                    D         = permintaan
S          = penawaran                            Q         = jumlah barang (output)

Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Akibat naiknya biaya faktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi.

Gambar demand pull inflation menunjukkan permintaan masyarakat akan barang-barang secara keseluruhan (aggregate demand) bertambah. Hal tersebut disebabkan karena uang baru atau karena kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor atau karena bertambahnya pengeluaran untuk investasi pihak swasta karena kredit murah, maka kurva aggregate demand bergeser dari D1 ke D2 akibatnya harga naik dari P1 ke P2.
Gambar Cost Push Inflation menunjukkan bahwa apabila ongkos produksi naik yang disebabkan oleh karena kenaikan harga faktor-faktor produksi baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang diimpor dari luar negeri, maka kurva penawaran masyarakat (aggregate supply) bergeser dari S1 ke S2, sehingga harga naik dari P1 ke P2.
Dampak atau akibat dari kedua macam inflasi tersebut dari segi kenaikan harga out put, tidaklah berbeda tetapi dari segi volume output (gross domestic product/ GDP) riil terdapat perbedaan. Dalam hal demand pull inflation biasanya ada kecenderungan output rill meningkat bersama-sama dengan kenaikan harga umumnya. Sebaliknya dalam cost oush inflation biasanya kenaikan harga barang-barang bersamaan dengan penurunan volume/omzet penjualan barang-barang. Dengan perkataan lain terjadi kelesuan dunia usaha.
Perbedaan lainnya dari kedua proses inflasi tersebut adalah demand pull inflation kenaikan harga barang-barang akhir (final product/ output) mendahului kenaikan harga barang-barang input yaitu faktor-faktor produksi. Sebaliknya pada cost push inflation kenaikan harga barang-barang input mendahului harga barang-barang akhir.

2.      Irving Fisher menerjemahkan uang sebagai segala sesuatu yang digunakan sebagai alat transaksi seperti uang logam ( emas dan perak ) dan semua jenis kertas yang dapat digunakan dalam transaksi . Transaksi yang dimaksud adalah pertukaran barang / jasa dan arus uang, jadi jika arus uang dan barang sesuai harga akan stabil dengan asumsi jumlah uang yang beredar tetap.       
Kesimpulan dari Irving Fisher bahwa semakin sedikit kebiasaan masyarakat memegang uang, akan semakin cepat laju perederan uang dan sebaliknya kesimpulan tersebut sesuai dengan kenayataan saat ini bahwa peredaran uang sangat cepat karena masyarakat saat ini sangat jarang untuk uang yang lama. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang sangat cepat membelanjakan uangnya dengan barang atau jasa. Dengan demikian percepatan tersebut akan semakin meningkatkan produksi barang atau jasa dalam perekonomian yang sesuai dengan jumlah uang yang beredar, kecepatan peredaran uang juga didukung oleh masyarakat yang banyak menyimpan uang di Bank dan mengganti uang untuk transaksi dengan cara mengambil uang secukupnya di ATM atau cukup menunjukan kartu ATM, Kartu Kredit, dan alat transaksi produk perbankan lainnya.
Dari teori yang disebutkan oleh irving fisher diatas maka implikasi dari kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah uang beredar  adalah akan mengakibatkan kenaikan harga (inflansi), karena masyarakat akan cenderung menggunkan uang mereka untuk memenuhi kebutuhannya terhadap barang maupun jasa, dengan meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa akan mempercepat lajunya peredaran uang dalam masyarakat dan meningkatkan faktor-faktor biaya produksi seperti penggunaan tenaga kerja. Dengan keadaan begini secara bersamaan akan meningkatkan harga terhadap barang dan jasa.

3.      inflansi cenderung akan menurunkan taraf kemakmuran segolong besar    masyarakat.sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja-pekerja yang bergaji tetap. Inflansi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah  para pekerja. Oleh sebab itu upah rill para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflansi dan keadaan ini berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotn.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflansi tidak dapat dikendalikan. Inflansi cenderung akan menjadi bertambah cepat apabila tidak diatasi dana akan terus merusak pilar-pilar ekonomi. Disamping itu, inflansi mengurangi investasi yang produtif, mengurangi ekspor dan menaikan impor dan keadaan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

4.         a. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
1.      Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. 
2.      Kesempatan kerja. 
3.      Kestabilan harga. 
4.      Keseimbangan neraca pembayaran.
Penjelasan lebih detail tujuan moneter adalah sebagai berikut:
1.      Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian. 
2.      Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga. 
3.      Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi. 
4.      Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal. 
5.      Menjaga kestabilan Ekonomi,artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
6.      Menjaga kestabilan Harga, Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar. 
7.      Meningkatkan kesempatan kerja, Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat. 
8.      Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
                        b. Kebijakan Moneter
            Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
1.      Cadangan wajib (reserve requirement) 
Merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid (reserve) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin kecil persentasenya, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan reserve-nya untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar kepada masyarakat. Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentasenya, semakin berkurang kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. Oleh karena itu, pinjaman perbankan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar.

2.      Operasi Pasar Terbuka (OPT) 

Operasi pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral. OPT dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang juga akan mempengaruhi tingkat suku bunga.

3.       Fasilitas Diskonto 

Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto pinjaman bank sentral kepada bank. Dengan menetapkan tingkat diskonto yang tinggi diharapkan bank-bank akan mengurangi permintaan kredit dan bank sentral, yang akan mengurangi jumlah uang beredar. Begitu pula sebaliknya.

4.      Foreign Exchange Intervention 

Merupakan kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau likuiditas di pasar uang melalui jual beli valuta asing atau cadangan devisa.

5.      Moral Suasion 

Imbauan ini bersifat tidak mengikat, tetapi sebagai lembaga yang kredibel imbauan bank sentral yang memiliki dampak cukup efektif dalam kebijakan moneter.
a.       kebijakan yang sering digunakan oleh bank sentral yaitu cadangan wajib, operasi pasar terbuka dan kebijakan diskoto. Sedangkan yang jarang digunakana adalah foreign exchange Intervention dan moral Suasion.
Politik diskoto (Politik uang ketat): bank akan menaikkan suku bunga dengan kebijakan ini akan membaut masyarakat tertarik untuk menyimpan uangnya ke bank sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
Politik pasar terbuka: bank sentral akan menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar. sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah
Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini dilakukan karena lebih gampang untuk dilaksanakan didunia perbankan.

5.   a. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak awal Juli 1997, di akhir tahun itu telah berubah menjadi krisis ekonomi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menyebabkan harga-harga naik drastis. Banyak perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Jumlah pengangguran meningkat dan bahan-bahan sembako semakin langka.Krisis ini tetap terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia.
b.  Dengan adanya banyak dampak yang disebabkan oleh krisis ini, pemerintah menyusun strategi dengan mengeluarkan beberapa kebijakan untuk permasalahan yang kiranya harus segera mendapat penanganan agar tidak menimbulkan dampak yang seamakin parah. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terutama adalah penyelesaian masalah inflasi dan pengangguran guna menstabilkan keadaan perekonomian negara.
“Sebagai konsekuensi dari krisis moneter ini, Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus1997 terpaksa membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollar AS, dan membiarkannya berfluktuasi secara bebas (free floating) menggantikan sistim managed  floating yang dianut pemerintah sejak devaluasi Oktober 1978”.
Untuk mengatasi inflasi tersebut, kebijakaan pemerintah yang utama dilakukan saat itu adalah menstabilkaan perekonomian dengan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya terhadap dolar Amerika. Selain kebijakan memperkuat nilai tukar rupiah, untuk menekan laju inflasi pemerintah memanfatkan suku bunga dengan harapan jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa segera dikendalian. “Tight money policy yang dilakukan dengan cara menaikkan tingkat suku bunga SBI (melalui open market mechanism) sangat tinggi, pada satu sisi akan efektif untuk mengurangi money suplly”.
Adapun setelah tahun 1998 pemerintah mengambil kebijakan moneter  yang diarahkan padapenciptaan stabilitas harga dengan target base money (inflation targeting lite).
Sedangkan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh krisis  di bidang sosial masyarakat khususnya penganguran, pemerintah memberikan perhatian yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan dampak dari banyaknya pengangguran dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga beberapa tahun kedepan.
“untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok penduduk berpendapatan rendah dikembangkannya jaring pengaman sosial yang meliputi program penyediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada tingkat sebelum krisis serta penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpendapatan rendah”
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk merespon adanya pengangguran tersebut.“Kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang pekerjaan sebelumnya bagi penganggur korban krisis telah direspons dengan berbagai cara, baik oleh individu penganggur maupun masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan pada umumnya mengarah pada pemanfaatan potensi wilayah dan akses peluang kerja yang ada di sekitar lokasi kajian, tetapi strategi yang dilakukan tampak jelas berbeda antara penganggur berpendidikan tinggi dan yang kurang berpendidikan.



6.      a. Kebutuhan manusia  akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat terpenuhi melalui cara tukar-menukar secara barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang yaitu uang.
b.      Dijadikan uang dunia karena Dollar memiliki nilai yang stabil dibandingkan nilai mata uang lainnya. Selain itu kegiatan ekonomi di Amerika serikat juga mendukung kuatnya nilai Dollar melalui faktor-faktor produksi terhadap barang maupun jasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar